Menyambung kisah tanglong malam minggu kemaren. Meskipun sabtu sore aku sudah melihat bentuk-bentuk tanglong yang akan diarak. Tapi aku tetap ingin melihatnya di pusat kota pada malam hari.
Sehingga pada malam
harinya, begitu ayah tiba dari shalat tarawih di langgar, aku langsung mendesak
ayah untuk pergi melihat tanglong. Untung ayah bersedia. Selesai ayah berganti
pakaian, kamipun segera berangkat. Kakakku lutfan tidak mau ikut, katanya capek
usai ikut shalat tarawih.
Semula ayah mengajak aku untuk melihat dari tepi jalan menuju
jembatan “Paliwara”. Tapi aku tetap ingin melihatnya di dekat mesjid raya.
Akhirnya ayah bersedia juga.
Ya ampun, banyak sekali orang berlalu lalang. Apalagi di atas
jembatan, penuh sesak. Kami bersusah payah baru sampai ke muka mesjid raya.
Kami kemudian berdiri di atas trotoar, melihat satu persatu peserta tanglong
dilepas oleh panitia.
Aku tidak
lama melihatnya, paling lama kira-kira setengah jam. Setelah itu kami pulang.
Terpaksa kami melewati jembatan yang penuh sesak lagi. Tidak mengapa, yang
penting aku gembira ..............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar