Sabtu, 16 Juli 2016

LITUK-LITUK



Disamping rumah, tepatnya disebelah kamar kakakku Amalia Ihsana, tumbuh beberapa batang pohon pisang. Kata ibu, pisang yang tumbuh adalah pisang awa. 
Sekarang sudah ada yang berbuah. Aku sering melihat ibu membuat sayur dari tongkol pisang. Pernah juga ibu membuat sayur dari jantung pisang. Sedangkan daunnya dipakai ibu untuk memais ikan atau membuat kue pais pisang.





Suatu hari, kulihat bagian tengah dari daun pisang tergeletak di teras (ambin). Aku ingin membuangnya, tapi ayah melarang karena ingin menunjukkan sesuatu. Ayah kemudian mengambil pisau, lalu jari daun pisang tersebut dipotong dan dibentuk menjadi berbagai mainan anak-anak, seperti kuda-kudaan, pistol dan “lituk-lituk”. 
Aku bertanya apa lituk-lituk itu. Ayah kemudian menjelaskan, dinamakan lituk-lituk karena apabila digoyangkan maka akan mengeluarkan bunyi : tuk...tuk...tuk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar