Bangun tidur aku terkejut sekali, karena jari kakiku seperti berdarah. Tapi
aneh karena warnanya agak kekuningan. Aku baru sadar pasti ayah yang
mengoleskan betadine ke kakiku saat aku tertidur.
Sebenarnya sejak sore ayah ingin mengoleskan betadine ke kakiku. Tapi aku
tidak mau. Karena takut perih. Akhirnya ayah tidak jadi mengobati kakiku sore
itu.
Sejak banjir beberapa hari yang lalu, aku memang paling suka “bahayau” di
banyu. Ayah dan ibu telah berkali-kali memperingatkan agar jangan terlalu lama
merendam kaki. “Kaena balancat” kata ibu.
Tapi aku tetap saja suka mahayau banyu yang kotor. Akibatnya di sela-sela
jari kakiku terasa panas dan perih.
Akibat kakiku yang terkena kutu air itu, ayah kemudian menegur kebiasaan burukku yang selalu membasahi kaki dan senang memakai sandal yang dibasahi.
Akibat kakiku yang terkena kutu air itu, ayah kemudian menegur kebiasaan burukku yang selalu membasahi kaki dan senang memakai sandal yang dibasahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar