Sebelum waktu subuh, ibu membangunkan aku dan kakak. Ibu memberitahukan
kalau kakek telah meninggal. Ayah yang berada di Rumah Sakit “Ulin” Banjarmasin
menelpon ibu, memberitahukan bahwa kakek meninggal kurang lebih pukul dua dini
hari, Rabu, 28 Desember 2016.
Setelah shalat subuh kami kerumah kakek. Di rumah kakek telah banyak orang
membantu merapikan rumah. Sebab waktu itu, rumah kakek sedang kosong, semuanya
berada di rumah sakit Ulin Banjarmasin.
Sekitar pukul enam pagi, jenazah kakek tiba. Orang makin banyak
berdatangan. Mereka membacakan surah yasin untuk kakek.
Aku dan yang lainnya menyaksikan ketika jenazah kakek dibungkus kain
(dikafani). Aku melihat kakak Amal menangis. Setelah itu kakek dibawa ke langgar didepan rumah untuk dishalatkan.
Sesaat sebelum di shalatkan hujan turun dengan lebat. Tapi hanya sebentar.
Setelah di shalatkan, kakek kemudian dimasukkan ke mobil ambulan untuk
dikuburkan di Rantau. Aku melihat ayah ikut didalam mobil ambulan.
Aku, ibu dan kakakku Amalia dan Lutfan ikut di mobil ayahnya Nadira.
Sedangkan sepupuku yang lain dan warga sekitar ikut dimobil lainnya. Aku muntah
sepanjang perjalanan menuju Rantau.
Tidak
berapa lama setelah kakek dikuburkan, semuanya pulang kembali ke Amuntai.
Kecuali ayah dan Tante Ty yang tinggal bermalam di Rantau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar