Selasa, 28 Juni 2016

PERATURAN SEKOLAHKU


      Tidak lama lagi libur sekolah segera berakhir. Aku tidak banyak tahu peraturan apa saja yang ada di SDN Sungai Malang 4 Amuntai. Untung sewaktu mendaftar ulang dulu, pihak sekolah menyerahkan selembar kertas berisi pemberitahuan tentang peraturan memakai seragam sekolah. Di samping itu, yang aku baca, ada juga ketentuan atau peraturan mengenai jadwal belajar, seperti apel bendera dan senam pagi.




         Oh ya, kata ayah, peraturan itu dibuat agar sesuatunya dapat berjalan dengan tertib dan rapi. Dan kata ayah lagi, peraturan itu dibuat adalah untuk ditaati.

MENCOBA SERAGAM SEKOLAH


      Sebenarnya pada waktu aku ikut ayah melakukan daftar ulang, pihak sekolah SDN Sungai Malang 4 Amuntai sudah menyerahkan seperangkat baju seragam sekolah. Namun, baju-baju tersebut aku lihat sebentar kemudian aku lipat kembali.






Tapi baru sekarang aku mencobanya. Kata ibu, coba dulu kalau ada yang kebesaran atau kekecilan. Eh... benar juga, ternyata kerudungnya kebesaran. Ibu kemudian menjahitnya supaya enak dipakai. Semuanya pas ditubuhku. Dan sekarang aku siap untuk sekolah ......

GARA-GARA MUNTAH



 Setiap tahun, di bulan ramadhan, pada hari yang ke dua puluh, kakekku mengadakan buka bersama di langgar “Baiturrahman” Palampitan Hulu.
              Karena bulan puasa sekolah libur, maka sepupu-sepupuku yang jauh pada datang. Misalnya Aufa Nabila, Anis Hanifa dan Alya Rahmah datang dari Banjarbaru. Karimah, Hanan Hanisa dan Hanif Hawari dari Tanjung. Yang datang dari Paringin yaitu Ihya dan Maitsa, adapun Ahya Zayyidan, Hilya Ma’rifah, dan Wafi al-Islami dari Telaga Silaba. Sedangkan sepupuku yang dari Banjarmasin tidak bisa datang yaitu Alissya Norhidayati, Azizah Rahmah dan Alifuddin.




        Ramai sekali rumah kakek pada waktu itu. Tapi aku tidak dapat bermain dengan mereka. Sebab badanku sedikit tidak enak. Aku muntah berkali-kali di sofa. Ibu kemudian membawaku ke dokter yang rumahnya bersebelahan dengan rumah kakekku. Kata dokter tersebut, perutku ada gejala maag.
        Dan seperti pada tahun-tahun sebelumnya, pada kesempatan itu, kakek memberi kami uang agar hati kami senang. Aku, kakakku Amalia dan Lutfan masing-masing diberi Rp. 100.000,- Demikian juga dengan sepupu-sepupuku yang lain sama pembagiannya. Horree....aku jadi orang kaya....