Minggu, 16
Desember 2018, setelah puas bermain di Trans Studio, kami langsung mengantar
kakak Lutfan. Sebenarnya yang ikut karantina tahfizh tidak hanya kakak Lutfan,
tetapi juga sepupuku yaitu Ghina Sofia Mahfuzah dan Alfi Syahrin Musyaffa. Kami
perginya semobil dengan mereka, ikut pula papa dan mama serta adiknya Syahrin.
Sesampainya di
tempat karantina, orang tuaku dan orang tua syahrin melaporkan kedatangan
kepada pihak panitia. Aku tidak tahu apa yang dibicarakan. Kulihat muka Syahrin
kelihatan sedih. Entah apa yang dipikirkanya. Sedangkan kakakku Lutfan terlihat
biasa-biasa saja. Mungkin karena dia lebih besar lagi pula pernah mengikuti
kegiatan serupa ketika di Amuntai.
Aku mengingat
kembali lokasi tempat kakak Lutfan mengikuti karantina tahfizh, yaitu setelah
melewati Kampus Universitas lambung Mangkurat tempat kakak Amalia dulu kuliah
di PGSD, terus melewati bundaran kayu tangi. Di Kayu Tangi ini
tinggal sepupuku yang lain. Setelah
bundaran kayu tangi terus saja sampai ke daerah simpang Alalak, terus
sedikit ke jalan Berangas. Nah di situlah tempatnya. Kata ibuku daerah tersebut
sudah masuk wilayah Kabupaten Barito Kuala atau Marabahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar