Bulan Rabiul Awwal dikenal pula dengan nama bulan
Maulid. Pada bulan ini, biasanya, ditiap langgar di adakan acara peringatan
maulid. Di langgar kami di Paliwara, langgar “Syi’arul Muslimin” bila
datang bulan Maulid, tiap malam sehabis shalat maghrib diadakan pembacaan “Maulid
Diba’i”.
Tahun ini aku hampir tiap malam, seusai shalat maghrib
di rumah aku dan ibu pergi ke langgar untuk mengikuti pembacaan maulid. Pada
tahun ini, ibuku banyak membeli permen. Kata ibu untuk dibagikan pada saat orang berdiri membaca “Marhaban” . Sewaktu-waktu ibu juga
membeli roti untuk dibagikan kepada jama’ah, terutama jama’ah perempuan.
Di Kampung lainpun demikian. Seperti hari Minggu, 18
November 2018 tadi, kami sekeluarga pergi memenuhi undangan Maulid di rumah
Datunya Ghina di Binturo, Kelua. Kami berangkat sekitar pukul 10. Ikut pula
Nini Ubai dan Rusma atau mamanya Rayyan.
Di rumah Datunya Ghina, kami di sambut dengan berbagai
macam buah-buahan yang semuanya hasil dari kebun sendiri. Adapun buah-buahan
yang dihidangkan kepada kami diantaranya adalah buah Rambutan, langsat, manggis.
Sedangkan buah tiwadak (cempedak) dan Durian kami bawa pulang.
Menjelang waktu zuhur acara peringatan “Maulid” di
langgar terdekat selesai. Masing-masing mendatangi rumah orang yang mengundang.
Maka acara selanjutnya adalah makan-makan. Tidak lama setelah selesai makan,
masuk waktu zuhur.
Ketika kami mau pulang, kami semua sibuk mencari ayah
dan abahnya Dody. Eh ternyata ayah dan abahnya Dody shalat zuhur ditempat acara
maulid tadi. Kata ayah, yang jadi muadzinnya adalah ayah sedangkan yang jadi
imamnya adalah abahnya Dody. Hanya berdua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar