“Capati pang bah,
tulakan lagi” kataku menagih janji ayahyang ingin mengajakku melihat acara
“Amuntai Bershalawat” di Lapangan Pahlwan Amuntai.
Tapi ayah santai-santai
saja.
“Kaena” kata ayah,
“Acaranya belum dimulai”
Kakakku Lutfan
kemudian memindah TV ke channel “Amuntai TV”. Ternyata acaranya memang belum
dimulai.
Tapi aku terus
mendesak agar pergi lebih cepat.
“Nyaman kawa ulun
baulanja badahulu” kataku, “imbahnya bajalan-jalan”.
Akhirnya keinginanku
terpenuhi. Ibu tidak ikut karena sedikit
mengantuk katanya.
Sampai di lapangan,
acara masih belum dimulai. Kami menunggu di tengah lapangan. Kemudian kami
mendekat ke sisi kiri dekat tribun.
Tidak berapa lama, datang rombongan Bupati beserta Haddad
Alwi. Mereka tepat lewat dihadapan kami berdiri. Ayah bersalaman dengan Bapak
Bupati. Sedangkan Bupati sempat mengusap-usap kepalalu.
Karena capek berdiri,
ayah mengajakku untuk duduk di tribun. Dari sanalah aku melihat sumber cahaya
yang aku lihat setelah maghrib tadi. Dari atas tribun aku melihat banyak sekali
orang yang ingin bershalawat bersama haddad Alwi.
Setelah Haddad Alwi
membawakan 6 sampai 7 buah shalawat, akupun mengajak ayah pulang.
Tibadi rumah,
ternyata kakak dan ibu juga sedang menyaksikan acara tersebut melalui saluran
TV digital.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar