Sabtu, 28 Maret 2020

MASKER TISSU





Sekarang mencari masker sangat susah. Kalaupun ada maka harganya lebih mahal dari sebelumnya. Masker sering dipakai pada saat berkendaraan untuk menghindari debu. Atau digunakan untuk menutupi hidung dan mulut pada saat hari berkabut.
Tapi sekarang orang menggunakannya dimana-mana. Ketempat kerja, ke luar rumah, bahkan untuk shalat ke langgarpun banyak yang memakai masker. Sebabnya orang-orang khawatir terjangkit virus corona.


Tetapi teman-teman jangan panik dulu. Meskipun dirumah tidak ada masker yang asli, untuk menggantikannya, kita dapat membuatnya sendiri dengan cepat dan sederhana. Bahannya Cuma kertas tissu, gelang karet serta ciklik (stapler).
Agar lebih dapat menyaring debu, maka dapat kita gunakan 2 sampai 3 buah kertas tissue, setelah itu pada sisi-sisinya kita beri gelang karet kemudian kita ciklik agar gelang karetnya tidak terlepas. Praktis sekali bukan.

Kamis, 26 Maret 2020

PENTOL KARENA CORONA




Kata orangtuaku, kalau ada makanan sisa jangan dibuang. Semisal ikan, baik yang digoreng ataupun yang “bapais”, bila masih ada sisa, jangan dibuang, tapi simpan dulu di kulkas. Nanti dapat diolah lagi.
Seperti siang tadi, kamis, 26 Maret 2020. Kebetulan masih libur. Kami diliburkan karena ada wabah virus corona. Kami dianjurkan untuk di rumah saja. Tidak kemana-mana. Belanjapun tidak. Tukang pentol yang biasa lewat didepan rumah, sejak kemaren juga tidak muncul-muncul. Makanya perutku jadi lapar.
Aku mengajak ayah untuk membuat pentol. Sebab beberapa hari yang lalu ayah pernah membuatnya.
“Ya nanti pukul 9”, kata ayah.


Dan tepat pukul 9 ayah menyuruhku untuk menyiapkan bahan-bahannya. Akupun menuruti seperti perintah ayah. Yang aku siapkan adalah tepung tapioka, tepung gandum, royco 2 bungkus, dan merica bubuk serta pala.
Kemudian ayah menyuruh lagi untuk mengambilkan makanan-makanan sisa di dalam kulkas. Maka yang kuambil adalah sisa-sisa ikan “bapais”, dan ada juga sisa lodeh nangka muda. Lengkap sudah.
Cara membuatnya : pertama-tama lodeh nangka dan sisa-sisa daging ikan di pirik (diuleg) sampai halus, boleh diblender.  Setelah itu tambahkan tepung gandum dan tepung tapioka secukupnya, kemudian tambahkan juga bahan-bahan lainnya seperti royco, merica bubuk, pala bubuk serta sedikit air. Selanjutnya semua bahan diremes-remes, dibolak-balik sampai menyatu. Bila sudah tidak lengket ditangan maka adonan dapat langsung dibuat bulatan-bulatan kecil pentol. Selanjutnya masukkan bulatan-bulatan pentol tadi ke air mendidih sampai mengambang ke permukaan.


Jadi sudah. Siap dimakan. Siapa yang ingin, silakan datang.... ueenaak...
Kenyang dah perutku..... habis nggak boleh belanja keluar rumah sih .............

Rabu, 25 Maret 2020

MIRIP VIRUS CORONA


 
 

Sampai hari ini, orang dimana-mana, di televiisi, di sekitar rumah, di group WA masih ramai membicarakan virus corona. Kata orang virus ini berasal dari China. Gara-gara masyarakatnya suka memakan yang aneh-aneh, seperti sup kelalawar, menelan anak tikus dan lain-lain. Tapi aku tidak tahu benar tidaknya. Hi..jijik aku mendengarnya.
 


Aku jadi penasaran seperti apa virus corona itu. Aku lalu mencarinya di internet. Aku melihat gambar-gambar virusnya. Seketika aku teringat, sepertinya aku pernah melihatnya, jauh sebelum virus corona itu bikin heboh. Tapi dimana ya? Oh ya, itu kan buah dari “Daun Sapat” yang tumbuh di depan rumahku.



Aku kemudian meminta ayah untuk mengambilkan bunganya. Setelah itu aku membandingkan bunga-bunga itu dengan gambar virus-virus corona. Ternyata mirip sekali ya.
Lalu kudengar ayah berkata, “mungkin ini obatnya”.