Ada bunyi sesuatu
yang jatuh di atas genteng toko. Aku terkejut. “Suara apa itu, bah !” tanyaku.
“Monyeeet…..” kata ayahku sambil pura-pura takut.
Ayah lalu mengajak
aku untuk melihat monyet-monyet tersebut dari balik kaca. Untuk menjenguk di
kaca kakiku belum sampai. Cepat aku mengambil kursi. Akupun berdiri di atas
kursi.
Betapa terkejutnya
aku. Ketika aku menjenguk dari balik kaca, ternyata monyet-monyet itu memandang ke arahku. Seakan tahu aku akan
memperhatikannya.
Aku tidak tahu dari
mana datangnya monyet-monyet tersebut. Barangkali dari arah belakang dimana
masih terdapat pepohonan yang rindang. Lalu melalui atap rumah-rumah penduduk
mencari makan ketempat-tempat orang jual makanan. Tidak lama kemudian
monyet-monyet itu menghilang ketika sampai diatas toko abahnya Jefri, teman
sesekolah kelas II B.
Yang membikin ngeri
adalah karena jumlahnya yang banyak. Lebih 20 ekor. Ada beberapa induknya yang
besar membawa serta anak-anaknya. Lucunya, anak-anaknya yang masih kecil
bergelantungan ditubuh mama/abahnya. Terkadang sesama mereka berkelahi dengan
sangat rebut.
Yang tidak aku suka
dari monyet adalah dia suka mengolok-olok, kadang ada juga yang jahil melempar
kita dengan sesuatu ………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar