Selasa, 31 Oktober 2017

GOWES AZRIEL



Sekira pukul setengah sembilan, pada hari Minggu, 29 Oktober 2017, ketika aku mau pergi bersama dengan ibu mencari ikan ke pasar “Banua Lima”, tiba-tiba aku melihat ada serombongan anak-anak memakai baju seragam melintas dititian panjang di depan rumahku.


Sejenak aku perhatikan, ternyata diantara rombongan tersebut ada teman sekelasku di SDN Sungai Malang 4, namanya Muhammad Azriel. Aku mengetahui kalau dirombongan itu ada Azriel, karena mereka berhenti sebentar di dekat rumahku.
Aku memperhatikan, jumlah mereka sekitar 10 orang. Mereka memakai seragam kaos berwarna hitam dengan tulisan berwarna putih. Di belakang baju mereka bertuliskan : CANDI AGUNG SEPEDA CLUB ……..bacaan lainnya tidak begitu jelas.

ISTANA MONYET



Ada bunyi sesuatu yang jatuh di atas genteng toko. Aku terkejut. “Suara apa itu, bah !” tanyaku. “Monyeeet…..” kata ayahku sambil pura-pura takut.
Ayah lalu mengajak aku untuk melihat monyet-monyet tersebut dari balik kaca. Untuk menjenguk di kaca kakiku belum sampai. Cepat aku mengambil kursi. Akupun berdiri di atas kursi.
Betapa terkejutnya aku. Ketika aku menjenguk dari balik kaca, ternyata monyet-monyet  itu memandang ke arahku. Seakan tahu aku akan memperhatikannya.   


Aku tidak tahu dari mana datangnya monyet-monyet tersebut. Barangkali dari arah belakang dimana masih terdapat pepohonan yang rindang. Lalu melalui atap rumah-rumah penduduk mencari makan ketempat-tempat orang jual makanan. Tidak lama kemudian monyet-monyet itu menghilang ketika sampai diatas toko abahnya Jefri, teman sesekolah kelas II B.
Yang membikin ngeri adalah karena jumlahnya yang banyak. Lebih 20 ekor. Ada beberapa induknya yang besar membawa serta anak-anaknya. Lucunya, anak-anaknya yang masih kecil bergelantungan ditubuh mama/abahnya. Terkadang sesama mereka berkelahi dengan sangat rebut.
Yang tidak aku suka dari monyet adalah dia suka mengolok-olok, kadang ada juga yang jahil melempar kita dengan sesuatu ………

Sabtu, 21 Oktober 2017

GARA-GARA MUNTAH



Pulang sekolah aku sehat-sehat saja. Bahkan, pukul 2 wita, aku minta ayah mengantarkanku ke Rumah Tahfidz ”Istiqamah” Paliwara. Selesai belajar membaca “Tilawati” dan menghafal surah di rumah tahfidz, aku bermaksud untuk mengaji lagi keTPA ‘Syi’arul Muslimin”. Namun belum lagi aku sempat mengaji, tiba-tiba kepalaku pusing. Aku cepat-cepat pulang ke rumah. Saking buru-burunya, Tas yang aku letakkan di ruang mengaji  tak sempat aku bawa pulang.


Sesampainya di rumah, ibu menanyai aku mengapa aku menangis.  Aku langsung berbaring dan tak lama kemudian aku muntah  dilantai di samping ranjang. Barulah ibu tahu kalau aku sedang sakit.
Karena sakit itulah, akhirnya ibu membatalkan aku untuk ikut rombongan Santri Tahfidz ke Asrama Haji Banjarbaru mengikuti Wisuda se Kalimantan Selatan, besok Sabtu, 21 Oktober 2017.
Padahal ibu sudah menyiapkan segala sesuatunya, misalnya membeli busana muslim berwarna putih, obat anti mabuk dan lain-lain……….
Apa boleh buat, mudahan  tahun depan ada lagi wisuda ………

POLWAN KESEKOLAH KAMI



Hari ini, kamis 19 Oktober 2017, sekolah kami, SDN Sungai Malang  4 didatangi oleh 2 orang Polwan atau Polisi Wanita. Tapia da juga om-om polisinya.
Kami mengira mereka akan menangkap siapa-siapa yang nakal disekolah kami.Tapi ternyata tidak. kakak-kakak polwan semuanya cantik-cantik dan baik-baik.
Aku tidak begitu jelas mendengar apa yang dikatakan kakak-kakak polwan, sebab suasananya jadi rebut. Namun yang jelas, kami diajak berfoto bersama. Aku berada dibarisan paling depan…
Sayang kami tidak ada yang membawa HP ……….

JALAN DI ASPAL



Akhirnya jalan dimuka toko kami diaspal juga. Sepulang sekolah, Rabu, 18 Oktober 2017, aku melihat proses pengerjaannya.
Mula-mula jalan dibersihkan, lalu diceceri aspal tipis, setelah itu datang mobil truk menumpahkan seperti batu-batu kecil berwarna hitam, kemudian disemprot air, terakhir diratakan oleh “Motor Satom”.
Dijelaskan oleh ayah bahwa batu-batu kecil berwarna hitam tersebut dinamakan “Aspal Hotmix”.


Ayah kemudian  memberi tahu ibu agar tidak ke toko dulu, tapi ibu tetap saja datang ke toko. Akibatnya  ban sepeda motor ibu lengket dengan aspal yang masih panas. Payahnya lagi, sepeda motornya ibu naikkan  ke teras toko, akibatnya lantai  “Tehel Porselin” jadi terkena aspal.
Untung ditoko ayah ada menyimpan sedikit bensin. Kata ayah, bensin tersebut dapat melarutkan aspal, sehingga aspal yang menempel dapat dengan mudah dibersihkan dengan lap yang dibasahi dengan bensin tersebut. Oh begitu…. Aku jadi tahu……..