Selepas ayah
shalat maghrib di langgar, aku diajak untuk ikut menjenguk keluarga yang masuk
rumah sakit. Aku bertanya pada ibu : “Siapa yang garing (sakit)”, tanyaku pada
ibu. “Kai nya Maulana”, jawab ibu.
Kami ke rumah sakit
“Pembalah Batung” melalui jalan dimuka lapangan pahlawan Amuntai. Sekarang
keadaannya menjadi lebih ramai. Dan mataku tertuju pada wahana baru yaitu
mewarnai gambar. Seperti tahu keinginanku, ibu lalu menjanjikan untuk kesana
sepulang dari rumah sakit.
Di rumah sakit
kami tidak lama. Kulihat ayah berbicara dengan kakeknya Maulana yang terbaring
diranjang. Sedangkan ibu berbicara dengan sesame perempuan. Begitu terdengar
adzan, kami kemudian pamit untuk pulang.
Ayah singgah
sebentar untuk berjama’ah di Mushalla Rumah Sakit, sedangkan aku dan ibu lebih
dulu menuju tempat yang ibu janjikan tadi. Ketika ayah datang, aku masih belum
selesai mewarnai seluruh bagian gambar.
Yang membuat aku
lambat adalah, pertama aku bingung memilih gambar yang kuinginkan, sebab
semuanya bagus-bagus, yang kedua aku belum terbiasa menggunakan cat air, sebab
biasanya pakai krayon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar