Rabu, 18 September 2019

KABUT ASAP


Aku menyangka hari masih pagi benar. Tetapi setelah melihat jam dinding, ternyata sudah saatnya untuk pergi ke sekolah. Dari teras rumah keadaan jalanan sepi, bahkan jembatan tidak kelihatan sama sekali. Hari ini (sabtu, 14 September 2019) keadaan sangat berkabut.


Kakak menyuruhku memakai masker. Sebab disamping berkabut udaranya juga tidak sehat. Sepanjang jalan lampu kendaraan dinyalakan sebab jarak pandang sangat terbatas.
Ketika aku masuk ke kelas, acara membaca surah Yasiin sudah dimulai. Tia, Said dan Dika juga datang terlambat. Hari ini, meski sangat berkabut kami tetap saja belajar sampai pelajaran terakhir.


Ayah bercerita sewaktu menjemputku pulang. Kata ayah, sekira pukul 9 ada kesekolahanku, melihat apakah kami dipulangkan ataukah tetap belajar. Sebab kata ayah, beberapa sekolahan SD siswanya dipulangkan sekitar pukul setengah Sembilan tadi.  Demikian juga dengan pelajar SMP dan MTs. Namun sekolahanku tetap belajar, makanya ayah kembali ke toko.


Sewaktu menjemputku tadi, ayah sempat memfoto beberapa tempat yang sangat tebal kabut asapnya, diantaranya keadaan jembatan Paliwara yang tidak kelihatan, jalan menuju kesekolahanku yang sunyi sepi, dan sebagainya.
Sesampainya di rumah, ternyata Salwa teman sekelasku mengirimkan pesan suara yang bunyinya: “Aku kada turun …jar bagian dinas paraian (libur)…. napa harinya bakabut jar”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar