Rabu, 27 April 2022

PENUTUPAN KARANTINA

 

Waktu begitu cepat berlalu. Tidak terasa, kurang dari seminggu lagi, akan tiba hari raya. Kegiatan karantina Tahfizh dan Tahsin al-Qur’an “Asy-Syifa”  Jumba yang aku ikuti, juga berakhir siang tadi.

Aku, Ita (Miftahul Jannah) sepupuku, dan Ica (Khairun Nida) keponakannya Ita, hari ini, 27 April 2022, mengikuti acara penutupan karantina Tahfizh dan Tahsin al-Qur’an. Tempatnya di Auditorium STIQ (Sekolah Tinggi Ilmu al-Qur’an) Amuntai.

Aku kaget. Ternyata yang ikut karantina sangat banyak. Ternyata sebelumnya, kami dibagi atas beberapa halaqah (kelompok) dengan tempat yang berbeda-beda. Dan pada waktu penutupan baru digabungkan semuanya.

 
 
 
       Sungguh senang sekali berada diantara teman-teman yang mencintai al-Qur’an. Aku akan senang sekali nantinya, bila suatu saat nanti, aku juga menjadi seorang hafidzah al-Qur’an. Aku ingin seperti kakak sepupuku, Ghina Sofia Mahfuzah, yang telah mampu menghafal 30 Juz. Do’akan aku ....





 

Sabtu, 09 April 2022

MAIN MERCON TEMBAK

 

Kadang aneh juga. Ketika taraweh tadi, mata mengantuk sekali. Tetapi, begitu selesai taraweh, - sekali lagi : betul-betul aneh – rasa mengantuknya jadi hilang, bahkan pandangan jadi jernih.

Ita, Ica dan Hana, keluargaku yang tinggal di belakang rumah juga merasakan hal yang sama, belum mengantuk. Makanya kami bermain bersama di atas jembatan di depan rumah. Kami main mercon tembak.


  

Sebenarnya ini permainan untuk anak laki-laki, tetapi tidak ada salahnya untuk mencoba. Kami meminta Fauzan, tetangga sebelah untuk mengajari cara aman menggunakan mercon.

Kemudian, dari atas jembatan, kami acungkan tangan ke atas, maka kembang api merconpun mengeluarkan tembakannya. Aku sempat menghitungnya sebanyak 20 kali tembakan.


 

      Sungguh pengalaman yang menyenangkan melihat kembang api meluncur ke atas dan kemudian jatuh ke aliran sungai yang mengalir......




MONSTER SUNGAI

 

Sore hari, Sabtu, 9 April 2022. Aku baru saja pulang dari mengikuti karantina ramadhan. Belum sempat aku naik ke rumah, kulihat banyak orang berkerumun diatas jembatan tepi sungai, tidak jauh dari rumahku. Rasa penasaran membuat aku juga ikut bergerombol.


 

Rasa penasaranku bertambah ketika aku ada mendengar seseorang berkata : “Umai ganalnya (aduh besarnya)”. Dan ketika kudekati ternyata mereka berebutan untuk memegang seekor ikan bawal yang besar.

Kata orang, paman syamsu yang kena “ma-haup”. Kata orang lagi, beratnya lebih dari 25 kg.


      Tidak lama kemudian, ikan monster tersebut disiangi oleh mamaku dan mamanya Huda. Ikan bawal yang sudah disiangi dan dipotong-potong kemudian dibagi-bagikan kepada warga yang menyaksikan. Jadi yang tidak melihat tidak dapat bagian...


KARANTINA RAMADHAN


Ramadhan tahun ini (1443 H), aku mencoba mengikuti karantina tahfizh dan tahsin al-Qur’an di Pondok Peantren Daru Tahfizh al-Qur’an “Asy-Syifa”, Desa Jumba, Amuntai. Tempatnya tidak jauh dari sekolahan ibuku, MIN 23 HSU (dulu namanya MIN Jumba).

 

 

Aku ikut karantina tahfizh karena ingin mengisi waktu, agar di rumah tidak tidur melulu. Aku mengambil program tahsin (memperbaiki bacaan) dan tahfizh (menghafal al-Qur’an) dengan sistem diantar dan di jemput. Aku merasa belum kuat  mental untuk mengikuti program mondok (menginap) sebulan penuh untuk menghafal.


      Adapun kegiatan kami di rumah tahfizh “Asy-Syifa” diantaranya shalat berjama’ah pada waktunya, memperbaiki bacaan dibawah bimbingan ustadzah, menghafal, moroja’ah serta menyetor hafalan.



CITA-CITA

 

Kalau ditanyakan apa cita-citaku, aku tidak tahu. Tapi aku mempunyai keinginan. Aku ingin seperti kakakku Amalia yang jago berbahasa Inggris dan Korea. Atau seperti ayahku yang mengerti bahasa Arab, Inggris dan pandai menulis. Namun, aku juga ingin seperti ibuku, menjadi seorang guru, sebab paman dan acil-acilku juga banyak yang jadi guru.