Setelah shalat isya, ayah mengajakku ke rumah Tante Ty. Rumah acilku ini tidak jauh, hanya sekitar dua ratusan meter saja dari rumahku. Aku mengajak Dilla yang pada waktu itu sedang bermain denganku. Semula dia tidak mau karena khawatir dicari orang tuanya, namun kata ayahku, bila dicari nanti ibuku yang memberi tahu. Akhirnya dia bersedia ikut.
Ayah sengaja mengajak kami melalui jalan di tepi sungai. Sebab ditempat inilah ada beberapa ekor sapi yang akan disembelih besok hari. Kemudian sekitar 20 meteran lagi sampai ke rumah acil, kami bertemu dengan Om Udian bersama dengan Wafie dan Yafie yang juga ingin ke rumah Tante Ty.
Ketika kami sudah sampai, ternyata Tante Ty nya hendak ke luar rumah, katanya hendak “bawakil” kena giliran berkorban sapi. Maka kamipun tidak lama di rumah Tante, sekedar berbicara-bicara sedikit.
Yang sedikit heboh adalah ketika Om Udin menceritakan tentang Wafie yang sempat hilang beberapa waktu. Kata Om ku, dicari kesana kemari tidak ketemu juga, akhirnya ditemukan di sekitaran toko kami di jalan tembus. Katanya, dia (wafie) mengikuti kakawanannya “maunjun” (memancing).
“wafie... wafie”, kata ayahku. Lalu kami semua tertawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar