Rabu, 22 September 2021

EMAK-EMAK is THE BEST

 


Emak-emak di kampungku, Paliwara, terutama emak-emak di sekitaran rumahku pada gokil-gokil. Kukatakan gokil karena sudah jadi emak-emak masih saja suka “bamasakan” seperti anak-anak kecil.


Seperti hari minggu tadi, 19 September 2021, emak-emak di sekitaran rumahku pada kumpul-kumpul bamasakan di rumah mamanya Rayyan. Masing-masing emak kulihat membawa sesuatu. Ada yang membawa ikan segar, garam, penyedap rasa vetsin, acan, aneka sayuran dan lain-lain.

Adapun yang kulihat ikut bamasakan diantaranya mamanya Rayyan, mamanya Nazwa, mamanya Kiky, mamanya Dilla, nininya Syifa, mamanya Fauzan dan lainnya. Aku, Dilla dan yang seumuran denganku hanya melihat seraya memoto mereka.

Emak-emak di kampungku memang gokil, is the best.......

 

Minggu, 19 September 2021

PANEN TERPAKSA

Kaya apa, dicabut kada gumbilinya ? (bagaimana dicabut tidak singkongnya?), demikian kudengar kata ayah kepada ibu.

Mengapa ayah tiba-tiba hendak mencabut pohon singkong. Padahal belum saatnya panen. Kata ibu, bila singkong itu sudah mempunyai sembian jari, maka akarnya sudah menjadi umbi (gumbili/ singkong). Tetapi bila daunnya masih 5, 6 atau 7 maka umbi akarnya masih kecil-kecil.
 


Mengapa ayah mencabutnya? Karena tanaman labu dan singkong di kebun belakang rumah terendam air sungai. Dalam beberapa hari sebelumnya, cuaca memang selalu mendung dan hujan. Akibatnya, sungai yang tepat berada didepan rumah meninggi hingga menggenangi kebun kami. Itulah sebabnya mengapa ayah segera ingin mencabutnya. Karena kalau dibiarkan terendam beberapa hari, maka umbi singkongnya akan membusuk. Terlebih tanaman labu juga akan mati bila tergenang air.

Alhamdulillah, meskipun dipanen lebih cepat, tetapi hasilnya cukup membuat kami bergembira......