Jumat, 25 Juni 2021

KEBUN BARU

 




Sekitar 3 atau 4 bulan yang lalu, orang tuaku membeli sebidang tanah kosong di belakang rumah. Karena tidak ada akses untuk jalan ke luar, tanah tersebut kemudian dijual oleh pemiliknya. 

Semula di tanah tersebut penuh dengan semak belukar dan tumpukan sampah. Maklum tidak ada yang merawatnya. Tetapi setelah tanah tersebut dibeli oleh orang tuaku, keadaannya menjadi lebih indah.


 
 

Tanah tersebut kemudian dijadikan kebun oleh orang tuaku. Ada beberapa pohon buah-buah yang sudah ditanam. Diantaranya pohon rambutan, pohon belimbing, pohon mangga madu, pohon jambu, pohon kulanda (sirsak), ada pula pohon jeruk dan kelapa hibrida serta pohon pisang.

Tidak itu saja, ayah dan ibuku juga menanaminya dengan tanaman sayur-sayuran. Diantaranya waluh (labu), lombok hijau, terong, tomat, pucuk katu, bayam, serta tidak ketinggalan singkong dan jagung.

Sekarang, alhamdulillah semuanya tumbuh dengan subur ......


ULTAH KE LAMONGAN

 

Selasa kemaren, 22 Juni ayah berulang tahun, setelah beberapa hari sebelumnya, 13 Juni, ibu yang merayakannya. Biasanya, memang tidak ada acara-acaraan. Tetapi kali ini beda. Kami merayakan ulang tahunnya ke “Lamongan”.

Sama seperti sebelumnya, kami pernah ke “Batavia” tapi bukan Jakarta lho. Sekarang kami ke “Lamongan” tapi bukan Lamongan yang di Jawa Timur itu lho. Tapi yang kumaksud adalah  makan-makan di warung “Lamongan”.

 


        Warung “Lamongan” ini memang terkenal. Kalau kita pergi kemana saja, di tepi-tepi jalan tak jarang kita menemui warung makanan tersebut. Kali ini, tempatnya tidak jauh dari warung “Batavia” kemaren, yaitu masih di Jalan tembus Paliwara, tepatnya di samping “Water Boom Melati”.


Jumat, 11 Juni 2021

KESENIAN HADRAH

 

Minggu terakhir dibulan Mei, dan Minggu pertama di bulan Juni 2021 adalah hari tersibuk di rumah acilku. Sebab pada kedua hari minggu tersebut, rumah acilku dipakai untuk acara perkawinan. Yang kawin adalah tetangga di depan rumah acilku.

Seperti biasanya, setiap kali ada acara pengantinan, selalu ada acara hiburannya, seperti nyanyi-nyanyi dangdut, bahabsyi, ada juga yang lainnya.

Aku tidak suka kalau ada musik keyboardnya. Sebab biasanya penyanyinya berpakaian tidak Islami. Aku lebih suka kalau acara pengantinan diisi dengan ba-habsyi-an, atau mengadakan lomba panjat pinang, dan sebagainya.



 

Atau seperti acara pengantinan dimuka rumah acilku diakhir bulan Mei kemaren. Kata ibuku, pengantin bibiniannya (wanitanya) hafal qur’an. Sedangkan kata ayah, pengantin lalakiannya adalah seorang ustadz, lulusan hadramaut. Maka acaranya diisi dengan bahabsyi, dan satu lagi yaitu kesenian daerah payung berputar. Orang menyebutnya “Hadrah” ada juga yang menyebutnya “Sinoman”.

Yang aku lihat: ada beberapa orang berpakaian seragam warna-warni sambil memegang bendera kecil, kemudian ada satu orang yang membawa payung hias besar, payung itu bagian bawahnya diletakkan pada suatu tempat yang dilekatkan pada ikat pinggang, kemudian sambil mengiringi syair-syair, payung itu diputar dengan tangan.... coba lihat videonya....