Aku menyangka
hari masih pagi benar. Tetapi setelah melihat jam dinding, ternyata sudah
saatnya untuk pergi ke sekolah. Dari teras rumah keadaan jalanan sepi, bahkan
jembatan tidak kelihatan sama sekali. Hari ini (sabtu, 14 September 2019)
keadaan sangat berkabut.
Kakak menyuruhku
memakai masker. Sebab disamping berkabut udaranya juga tidak sehat. Sepanjang
jalan lampu kendaraan dinyalakan sebab jarak pandang sangat terbatas.
Ketika aku masuk
ke kelas, acara membaca surah Yasiin sudah dimulai. Tia, Said dan Dika juga datang
terlambat. Hari ini, meski sangat berkabut kami tetap saja belajar sampai
pelajaran terakhir.
Ayah bercerita
sewaktu menjemputku pulang. Kata ayah, sekira pukul 9 ada kesekolahanku,
melihat apakah kami dipulangkan ataukah tetap belajar. Sebab kata ayah,
beberapa sekolahan SD siswanya dipulangkan sekitar pukul setengah Sembilan
tadi. Demikian juga dengan pelajar SMP
dan MTs. Namun sekolahanku tetap belajar, makanya ayah kembali ke toko.
Sewaktu menjemputku
tadi, ayah sempat memfoto beberapa tempat yang sangat tebal kabut asapnya,
diantaranya keadaan jembatan Paliwara yang tidak kelihatan, jalan menuju
kesekolahanku yang sunyi sepi, dan sebagainya.
Sesampainya di
rumah, ternyata Salwa teman sekelasku mengirimkan pesan suara yang bunyinya:
“Aku kada turun …jar bagian dinas paraian (libur)…. napa harinya bakabut
jar”.