Rabu, 24 Januari 2018

KE BATUMANDI



Aku senang sekali ketika pergi ke paringin dulu tidak muntah. Sekarang, hari ini, Senin, 15 Januari 2018, kami sekeluarga ke Batu mandi.


Kami berangkat pukul Sembilan pagi. Yang menyopir adalah Iki (Rizky) kulanya “Udin Awa”.
Meskipun kaki masih sakit, ayah memaksakan diri untuk ikut. Kakak Amalia dan Lutfan juga ikut serta. Kami sekeluarga memakai seragam batik.
Di Batumandi, di acara resepsi perkawinan mamanya Ihya dan Maitsa, kami berkali-kali berfoto dengan pengantin. Kulihat sepupuku itu duduk manis menemani mamanya bersanding. Selesai acara, kulihat mereka berdua juga senang membuka kotak-kotak kado.
Pada acara pengantinan tersebut ada yang menarik. Yaitu acara panjat pinang. Uniknya yang memanjat semuanya wanita ……

MERAWAT AYAH



Setelah membunuh ular kemaren, badan ayah terasa pegal linu. Sakit. Bahkan malam tadi, malam Minggu, ayah tidak mampu berjalan. Persendian  kaki sebelah kanan ayah bengkak. Kata ayah karena asam urat.


Padahal besok senin, rencananya kami akan pergi ke Batumandi. Acilku wati berkali-kali menanyakan kabar ayah. Bahkan Om Udin juga ada menengok.
Kata acilku, ayah jangan sampai tidak pergi ke Batumandi. ”Biar ja duduk di acara pengantinannya” katanya lagi.
Karena itulah, hari ini, aku berkali-kali mengompres kaki ayah dengan air. Kadang aku urutkan dengan menggunakan “Minyak Bubut”.
Aku ingin ayah segera sembuh.

ULTAH AIRA



Kalau subuh tadi, aku merasa takut, karena ada ular masuk rumah.  Tapi siang ini, Jum’at, 12 janauari 2018, aku merasa turut bergembira, karena  ada temanku yang ultah di sekolah.


Namanya Aira. Semula kami tidak tahu. Tetapi menjelang pulang sekolah, ada orang tua Aira  membawa banyak makanan ke ruang kelas. Ternyata temankami Aira yang ulang tahun.
Tidak ada acara khusus ulang tahun. Hanaya pembacaan do’a. Setelah itu makanan ringan (snack) dan nasi dibagikan.
Begitu bunyi alarm sekolah berbunyi, kami berlari kegirangan. Horee …………..

ULAR NYASAR



Baru saja adzan subuh Jum’at berkumandang. Aku sudah bangun. Tiba-tiba ibu berteriak. “Hi… adu ular. Cepat !” kata Ibu memberitahu ayah. Aku diam saja di tempat tidur, tidak berani turun.
“Di mana ?” Tanya ayah.
“Itu tuh.. di higa (samping) lipatan” kata Ibu.
“Uma ai lambatnya, mati Ii lagi” kudengar lagi suara Ibu.
“Kaena (nanti) dulu” kata ayah, “sasapu lidi mana”.


Setelah itu kudengar ayah memukul ular tersebut dengan sapu lidi.
“Awas ! ularnya masuk ke kamar !” kudengar suara ayah memperingatkan. Kami makin takut dibuatnya. Ibu cepat naik ke atas ranjang.
Untung ayah sigap. Dengan sapu lidi masih di tangan, ayah menarik kembali ular tersebut keluar dan kemudian memukulnya lagi sampai tidak berdaya. Alhamdulillah.

JALAN-JALAN



Tidak banyak yang kami lakukan  setiba di rumah Ihya dan Maitsa tadi malam. Setelah waktu Isya, tidak berapa lama, kamipun tidur “bahampar” di luar.


Hawanya dingin sekali. Berbeda dengan keadaan di rumah kami yang terkadang pengap. Di rumah Maitsa ada AC nya. Ayah merasa sangat kedinginan.
Pagi harinya, hari Kamis, kami bertiga (aku, ibu dan nini) pergi berjalan-jalan di sekitar rumah Maitsa. Rumah sepupuku itu masuk gang Margo Mulyo. Dekat dengan “Taman Sehati”. Tidak lupa kami berfoto ria.
Aku ingat, kalau di Amuntai, hari kamis adalah hari pasar. Tapi kalau di Paringin ini, hari pasarnya adalah hari Senin.