Minggu, 28 Agustus 2016

ISI TASKU



Setiap pergi sekolah, pasti aku membawa tas. Tas sekolahku berwarna pink. Tas yang aku bawa mengaji juga berwarna pink. Sepedaku juga berwarna pink. Meskipun warnanya sama tetapi isi didalamnya berbeda-beda.


Di dalam tas sekolahku selalu aku simpan pensil, penggaris, penghapus, dasi dan topi. Tidak ketinggalan tentunya buku tulis. Dan beberapa hari yang lalu, ibu wali kelas juga ada meminjami kami buku tematik. Buku tersebut juga aku bawa. Oh ya, satu lagi yang aku simpan di dalam tas kesayanganku yaitu buku gambar dan krayon.
Sedangkan tas yang aku bawa untuk mengaji, isinya buku iqra, buku prestasi, buku setoran hafalan ayat serta tak ketinggalan mukena untuk shalat.

DOKTER KESEKOLAHKU



Kemaren, sabtu, 27 Agustus 2016, sekolahku, SDN Sungai Malang 4 Amuntai didatangi 2 orang dokter dari puskesmas. Kebetulan hari kemaren hanya ada pelajaran penjaskes, tapi kami tidak belajar. Dan setelah istirahat pertama dokter tersebut masuk ke kelas kami didampingi ibu wali kelas.

Semula kami tidak tahu kalau ada dokter yang datang. Sebab mereka berpakaian biasa, tidak berpakaian putih-putih layaknya seorang dokter. Mereka masuk ke kelas kami. Satu orang berpakaian biru memakai kaca mata. Seorang lagi lebih tinggi berpakaian batik coklat.
Kami satu persatu dipanggil kedepan kelas. Kami semua ditimbang dan diukur berat badannya. Dokter  itu juga memeriksa kebersihan tangan, kuku, telinga, juga gigi dan mulut kami.

WAYANG KERTAS



Ketika adzan isya di langgar belum selesai, lampu di lingkungan rumah kami kembali padam. Maka hari mau hujan lagi. Bagaimana mau belajar, bermainpun tidak bisa.
Sepulang dari shalat isya, ayah meminta aku untuk mencari selembar kertas.
“gasan napa garang? (untuk apa?)” tanyaku.
“untuk membuat wayang” jawab ayah.
          
         Kulihat kemudian ayah menggunting kertas yang aku berikan tersebut. Akupun mengikuti apa yang ayah lakukan. Ayah menyuruh kakakku Lutfan untuk mengambilkan sebilah lidi dan selotif. Lalu hasil guntingan kertas tersebut direkatkan pada lidi menggunakan selotif. “tem ….tem….tem…  selesai” kata ayah lagi.




Kakakku tertawa melihat wayang yang dibuat oleh ayah. “Kaya hantu…..” katanya. Tapi aku tidak takut.
Ayah kemudian memperagakan cara memainkannya. Dengan menggunakan senter dari HP, ayah memaju mundurkan senter dari bentuk yang kami buat tadi.
Akupun jadi penasaran untuk mencobanya. Maka ketika senter aku dekatkan bayangannya menjadi semakin besar, tapi bila senter aku tarik kebelakang, maka bayangan akan semakin mengecil. Kalau tidak percaya coba saja ……..

Selasa, 23 Agustus 2016

TITIAN DIPERBAIKI LAGI



Sejak kemaren, titian panjang di depan rumah kami diperbaiki lagi. Sebenarnya sudah beberapa hari tukangnya bekerja, namun perbaikannya dimulai dari halaman rumah Azizah sampai pos kamling. Dan baru hari senin kemaren, perbaikannya dilanjutkan kembali dari pos kamling sampai di depan rumah kami.
Waktu titian tersebut dibongkar untuk diperbaiki, kami semua tidak ada di rumah. Ibu mengajar, ayah di toko, aku dan kakak Lutfan di sekolah. Hanya kakak Amalia yang memberitahu kalau titiannya sebagian telah dibongkar. 


Ayah kemudian menyarankan agar sepeda motor diletakkan di rumah kakek. Kalau sudah selesai perbaikan baru dibawa pulang. Rasanya bulan lalu Tante Ty ada meletakkan sepeda motor ke rumah kami, sebab waktu itu jalanan di halaman rumah kakek ada perbaikan, yang semula hanya tanah sekarang sudah dicor memakai semen. Untung rumah kakek dekat ..........

KARNAVAL HARI ANAK



Kemaren, Senin, 23 Agustus 2016, kakak Amalia tidak mau mengantar aku ke sekolah. “Pusing kepalaku” kata kakak. Aku kemudian diantar ayah. Kami menunggu ojek diperempatan jalan, tetapi belum ada yang mangkal. Ayah kemudian mengajak aku untuk jalan kaki ke sekolah. Aku mengikuti saja.
Selama di jalan, aku banyak melihat anak-anak TK banyak memakai pakaian adat. Kata ayah, mereka akan mengikuti karnaval dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional. 


Aku jadi teringat, waktu masih di TK dulu, sekolah kami juga ikut karnaval. Waktu itu aku memakai pakaian menari. Teman-teman yang lain ada yang memakai pakaian polisi, tentara dan lain-lain.